Al Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Di dalamnya terdapat berbagai kisah umat-umat terdahulu yang telah dihancurkan dan dimuliakan oleh Allah SWT karena perbuatan yang mereka lakukan. Kisah-kisah mereka itu hendaknya menjadi pelajaran bagi umat manusia agar senantiasa beriman dan taat kepada Allah.
Allah Azza Wa Jalla berfirman,
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Artinya: “Katakanlah: Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana (akibat) orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Qs. Ar-Rum; 42)
Pentingnya mengkaji sejarah bagi kehidupan umat, dapat juga kita buktikan dengan banyaknya ayat-ayat Al Quran yang berisi tentang kisah-kisah yang tercatat dalam sejarah. Al Quran secara gamblang telah menjelaskan kehidupan mereka itu. Kini, setelah ribuan tahun, apa yang disebutkan dalam Alquran terbukti kebenarannya. Sejumlah ahli arkeologi berhasil menemukan berbagai bukti peninggalan umat-umat terdahulu itu. Hal itu menunjukkan tentang bukti kebenaran kisah Nabi dan Rasul yang ternukil dalam Al Quran. Situs dan jejak ummat yang didakwahi agar bertauhid kepada Allah SWT, menjadi pengingat bagi kita.
Peristiwa kesejahteraan ataupun kesengsaraan bisa kembali terjadi atas izinNya bila kita melakukan perbuatan serupa ummat-ummat terdahulu.
Inilah tempat-tempat yang akan kita pelajari.
- Bukit Judiy
- Qabr Hud
- Petra Tsamud
- Ziggurat
- Tempat pembakaran Nabi Ibrahim a.s.
- Mas’a sejarah siti hajar
- Sumur zamzam
- Pembangunan Ka’bah
- Hajar Aswad
- Maqam Ibrahim
- Kota Sadum
- Sungai Nil
- Lembah Suci tempat turunnya wahyu
- Danau Qarun
- Piramida Firaun
- Baitul Maqdis
- Kerajaan Saba Ratu balqis
- Ma’an kaum nabi syuaib
- Ba’labak Nabi ilyas
- Gua Ashabul kahfi
- Baitullahmi
- Mumi Fir’aun
- jejak sejarah Nabi zulkifli
Kita langsung ke ceritanya tentang beberapa tempat bersejarah di atas,

Pertama, kita ke Bukit Judiy Pelabuhan kapal Nabi Nuh. Dalam surat Hud disebutkan mengenai tempat mendaratnya kapal Nuh AS
وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
“dan difirmankan, wahai bumi! telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah. Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan, lalu kapal itupun berlabuh diatas gunung judiy. dan dikatakan “binasalah orang-orang zalim”. Hud: 44
Abdullah bin Umar Al Baidawi pada abad ke 13 dalam karya tulisnya menggambarkan, ukuran bahtera Nabi Nuh AS panjang 300 hasta, lebar 50 hasta. Jika 1 hasta = 45 cm (sumber google) maka 300 hasta = 135 M (panjang) dan 50 hasta = 22.5 M (lebar). Allahu Akbar…!!!
Apa saja ya yg dibawa naik?

Menurut Abdullah bin Umar Al Baidawi dibangun 3 tingktat, berikut isi-isinya tingkat pertama untuk binatang-binatang liar yang sudah dijinakan, tingkat kedua manusia, ketiga burung-burung. Menurut Dr Whitcomb, dalam perahu itu terdapat sekitar 3.700 binatang mamalia, 8.600 jenis itik/burung, 6.300 jenis reptilia, 2.500 jenis amfibi, dan sisanya umat Nabi Nuh. Adapun berat perahu itu diprediksikan mencapai 24.300 ton. Masya Allah banyak sekali yang dibawa.
Al Quran menceritakan adzab banjir terbesar sepanjang sejarah manusia, yang terjadi pada zaman Nabi Nuh. Banjir tersebut menenggelamkan dan menghapus semua peradaban manusia yang ingkar kepada Allah dan dzalim pada saat itu. Besarnya banjir Nabi Nuh dilukiskan dengan tergenangnya permukaan bumi dan tenggelamnya gunung-gunung, yang berlangsung dalam waktu yang lama. Banjir itu muncul dari air yang jatuh dari langit maupun yang memancar dari dalam Bumi sebagaimana disebutkan dalam Al Quran
“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku,” Surah Al-Qamar Ayat 11-13.
Allah memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk menaikkan ke atas perahu pasangan-pasangan dari setiap spesies hewan, jantan dan betina, serta keluarganya. Seluruh manusia ditenggelamkan ke dalam air, termasuk anak laki-laki Nabi Nuh yang semula berpikir bahwa dia bisa selamat dengan mengungsi ke sebuah gunung yang dekat. Siapa ya anak Nabi Nuh yang ingkar?? Yups betul KAN’AN. Semuanya tenggelam kecuali yang dimuat di dalam perahu bersama Nabi Nuh bahkan putra Nabi Nuh ikut tenggelam karena dia ingkar dengan kekuasaan Allah.

Setelah banjir sejarah manusia bagaikan kembali ke masa nabi adam as, saat bumi masih dihuni oleh keturunan anak, cucu dan cicit Nabi adam AS.
keturunan Nabi Nuh menyebar sehingga menjadi berbagai suku dan bangsa.
Ketika air surut di akhir banjir tersebut, dan kejadian telah berakhir, perahu terdampar di bukit Judi (bukit Cudi gunung Ararat Turki Timur) dekat perbatasan Turki-Armenia, yaitu sebuah tempat yang tinggi, Sisa-sisa perahu Nabi Nuh ditemukan di ketinggian 13 ribu kaki atau sekitar 3,9 kilometer di sebuah gunung di Turki. Sekarang tempat tersebut merupakan cagar alam yang dilindungi dan tempat wisata petualangan sejarah di Turki.
Subhanallah.
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dalam melihat kebesaran Allah ini. Aamiin.
Untuk lokasi selanjutnya akan diposting lain waktu ya… Semoga Bermanfaat…